Bintang ini ditemukan oleh Andrea Ghez, seorang profesor fisika dan astronomi dari UCLA. Ia dan rekannya menemukan S0-102 lewat observasi di Observatorium Keck di Hawaii. Nama "S" diambil dari nama rasi Sagitarius, tempat bintang dan lubang hitam berada.
Ghez telah meneliti di Keck selama 17 tahun, mengobservasi 3.000 bintang yang mengorbit lubang hitam. Sebelumnya, Ghez telah menemukan bintang bernama S0-2. Bintang itu adalah pemegang rekor bintang dengan waktu revolusi lubang hitam paling singkat sebelumnya, yakni 16 tahun.
"Saya sangat tersanjung bisa menemukan dua bintang yang mengorbit lubang hitam supermasif dengan waktu yang bahkan kurang dari masa hidup manusia," katanya seperti dikutip Physorg, Kamis (4/10/2012).
Dengan kemajuan teknologi di Keck, Ghez mendeteksi bintang di dekat lubang hitam dengan metode optik adaptif. Optik adaptif memungkinkan Ghez menguak lingkungan dekat lubang hitam dengan segala kejutannya.
Lalu, apa yang bisa diharapkan dari bintang ini? Untuk manusia secara umum, hampir tak ada. Kalaupun ada planet layak huni yang mengelilingi bintang ini, manusia takkan mungkin hidup di sana. Tetapi, bagi ilmuwan, bintang ini sangat berguna untuk mengonfirmasi kebenaran teori relativitas umum Einstein.
Relativitas umum Einstein menyatakan bahwa gravitasi bukan hanya gaya, melainkan juga manifestasi dari kelengkungan ruang dan waktu. Kelengkungan ruang dan waktu di antaranya terkait dengan massa dari suatu materi.
Relativitas umum Einstein adalah dasar dari teori bahwa semesta berkembang. Teori ini juga menerangkan bahwa di lubang hitam tak ada apa pun yang bisa luput, termasuk ruang, waktu, dan cahaya.
"Hari ini Einstein ada di setiap iPhone sebab GPS tak akan bekerja tanpa teorinya. Kami akan meneliti apakah smartphone juga akan bekerja di lubang hitam? Bintang baru yang kita temukan menjadi pijakan untuk menjawab pertanyaan itu," kata Leo Meyer, peneliti lain yang tergabung dalam tim Ghez.
Untuk mengonfirmasi relativitas umum Einstein, Ghez harus memahami orbit bintang yang mengelilingi lubang hitam. Bintang diketahui mengelilingi lubang hitam dengan orbit elips, seperti halnya Bumi yang mengelilingi Matahari.
"Menunjukkan bahwa bintang mengorbit dengan orbit elips menunjukkan massa lubang hitam, tapi jika kita dapat meningkatkan ketepatan pengukuran, kita dapat melihat deviasi dari orbit elips itu, yang menjadi petunjuk relativitas Einstein," jelas Ghez.
Saat bintang berada di posisi terdekat dengan lubang hitam selama orbitnya, gerakannya dipengaruhi oleh kelengkungan ruang dan waktu. Cahaya bintang yang tertangkap manusia akan terdistorsi. Maka, relativitas umum bisa dikonfirmasi dengan melihat deviasi orbit.
S0-2 yang 15 kali lebih terang dari S0-102 akan berada di jarak terdekat dengan lubang hitamnya pada 2018. Selama 15 tahun terakhir, Ghez telah mengembangkan metode untuk memperbaiki pengukuran. Diharapkan, pembuktian kebenaran relativitas umum Einstein bisa dilakukan.
Ghez telah menghasilkan serangkaian penelitian berharga. Tahun 1998, ia membuktikan bahwa lubang hitam raksasa benar-benar ada di Bimasakti, berjarak 26.000 tahun cahaya dari Bumi. Terakhir pada tahun 2005, ia berhasil menyuguhkan foto detail pertama Bimasakti, termasuk lingkungan dekat lubang hitamnya. Penemuan bintang terdekat dengan lubang hitam ini dipublikasikan di jurnal Science, Jumat (5/10/2012) lalu
.
http://masterastronomi.blogspot.com/2012/10/bintang-ini-eksis-di-daerah-paling-rawan.html